
Elon Musk, bos Tesla menyatakan bahwa perusahaannya kini sedang melakukan perubahan pada sistem perangkat lunak self-driving alias sistem autopilot pada mobil otonom Tesla. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan masalah berupa pengereman yang seringkali terjadi mendadak. Ia juga memberikan sinyal bahwa perusahaannya akan merilis versi yang lebih ditingkatkan secara signifikan dalam waktu beberapa bulan ke depan.
Pada hari Rabu sore, 11 Mei 2021 lalu, saham Tesla mengalami penurunan hingga 4,4 persen, yaitu menjadi US 589,89 dollar. Bahkan, penurunan ini makin panjang saat regulator keselamatan Amerika Serikat menyatakan bahwa, telah melakukan penyelidikan akibat dari kecelakaan fatal dekat Fontana, California, dimana melibatkan salah satu produk kendaraan Elon Musk. Regulator federal dan negara bagian Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian terhadap sistem penggerak semi-otomatis Tesla, yaitu autopilot. Hal ini dilakukan setelah terjadinya kecelakaan Texas dan negara bagian lainnya. Memang sebelumnya produsen mobil listrik asal AS itu mengatakan bahwa pihaknya mungkin tidak mencapai teknologi otonom penuh yang dikenal dengan level 5. Tesla masih mengemudikan sistem autopilot level 2, dimana pengawasan dari pengemudi harus terus dilakukan.
Di bulan Oktober 2020, Tesla meluncurkan program percontohan teknologi full self driving (FSD) yang telah lama dipuji oleh banyak pelanggan. Peluncuran itu diketahui akan dilakukan pada bulan Mei, namun diundur menjadi bulan Juni atau Juli. Mereka melakukan hal itu karena mesti fokus kepada keamanan yang akan digunakan nanti. Salah satu pengguna Twitter bertanya, terkait Tesla yang kadang sering mengalami pengereman mendadak di bawah jembatan layang, lalu Elon Musk menjawab bahwa sistem terbarunya bisa menghilangkan hal tersebut.
Sistem Autopilot Terbaru Diyakini Bisa Atasi Human Error
Tesla berasal dari perusahaan otomotif berjenis mobil yang dibangun oleh Elon Musk. Ia berhasil menciptakan mobil listrik dengan sistem autopilot. Namun, sistem autopilot yang diterapkan, masih belum stabil dan masih harus diawasi oleh pengemudinya. Biar aman, pengemudi tetap harus menempelkan tangan pada kemudi setir. Cara ini diklaim oleh Tesla mampu mengurangi kecelakaan hingga 50 persen.
Sistem autopilot yang dimiliki Tesla merupakan perintah eksekusi berdasarkan data-data dari sensor. Nah, sensor itu terdiri dari berbagai sensor yang ada di sekeliling mobil, seperti radar, electric assist braking system, serta kamera depan. Beragam sensor itu akan bekerja melalui gelombang ultrasonik, yaitu gelombang yang mampu menjangkau benda dengan jauh sampai 16 kaki/9 meter dari mobil. Selain itu, sensor akan bekerja untuk menerjemahkan keadaan jalan raya, mengatur kecepatan aman, hingga menentukan separuh kendali dari mobil. Walau begitu, sopir tetap mengambil kendali atas berjalannya mobil. Misal, mobil Tesla yang ditumpangi malah belok ke arah empang, nah kamu bisa mencegahnya dengan mengubah arah setir.