Review Film The Conjuring 3: Kisah Nyata Kasus Pembunuhan Pertama AS Akibat Kerasukan

The Conjuring 3

Setelah lima tahun absen, akhirnya The Conjuring kembali hadir di layar lebar dengan mengangkat judul Conjuring: The Devil Made Me Do it. Serial ketiga The Conjuring ini kembali dihadiri oleh artis Vera Farmiga dan aktor Patrick Wilson sebagai pasangan detektif paranormal Lorraine dan Ed Warren. Orang yang menjadi sutradara di serial Conjuring kali ini diambil alih oleh Michael Chaves. Ia merupakan sutradara yang sukses di tahun 2019 dengan film The Curse of La Llorona, dimana masih bagian dari The Conjuring Universe. Sementara James Wan yang awalnya menjadi sutradara di film Conjuring sebelumnya, masih tetap hadir menyukseskan film ini sebagai produser.

  • Sipnosis The Conjuring 3

Dikisahkan Ed dan Lorraine menerima sebuah permintaan untuk membereskan kasus exorcism alias pengusiran iblis kepada David, salah satu anak dari keluarga Glatzel yang dirasuki iblis jahat. Meskipun saat itu exorcism berhasil dilakukan, ternyata iblis yang merasuki David tidak menghilang, namun berpindah ke tubuh Arne tanpa disadari oleh Ed dan Lorraine.

Suatu hari, Arne membunuh rekan kerjanya di luar kendali ia sendiri. Hal itu membuat Arne terancam hukuman berat. Saat itulah Ed dan Lorraine mulai menyadari bahwa iblis yang ada di tubuh David berpindah ke tubuh Arne. Lantas, mereka berdua berusaha untuk meyakinkan hakim, bahwa kasus pembunuhan yang dilakukan Arne, sejatinya adalah perbuatan dari iblis. Namun, tak ada yang percaya, hingga mereka memutuskan untuk mencari bukti kuat agar Arne bisa keluar dari hukuman.

  • The Conjuring 3 Beda Dari Seri Sebelumnya

Film ini diangkat dari kisah nyata kasus pembunuhan di Amerika Serikat yang pertama kali diklaim akibat kerasukan iblis. Film The Conjuring 3 memiliki pola alur dan segi cerita berbeda dari kisah Conjuring sebelumnya. Tentu, hal baru ini cukup menjanjikan untuk menarik banyak penonton yang sudah menunggu-nunggu tayangnya film tersebut. Namun, daripada horror, film ini malah lebih mirip dengan film kriminal-thriller, serta tambahan horror ala semesta. Jadi, intinya film ini lebih terasa rasional dibandingkan dengan saga pertama maupun keduanya.

Disini, latar ceritanya tidak berfokus kepada satu rumah berhantu saja, namun mengambil banyak latar di berbagai lokasi. Sementara itu, gaya penuturan investigatif disini pun jauh lebih kental, dibandingkan dengan saga pertama dan keduanya. Bahkan, bumbu jumpscare dalam film ini pun lebih terasa halus dari Conjuring 1 dan 2. Padahal, di dalam narasi disebutkan bahwa iblis dalam conjuring 3 terkenal lebih kuat dibandingkan Valak atau Batsheba. Saya juga yakin bahwa iblis ini pun bisa lebih kuat daripada Annabelle.

Tapi, sepertinya tim kreator sengaja menahan diri untuk tidak mengekspos besar-besaran kengerian di dalam film kali ini. Mereka hanya bermain-main dengan gaya baru ala kisah kriminal, okultisme lebih gelap, serta lelucon renyah. Disini pun, penonton bisa melihat adegan romantis lebih banyak dibandingkan kedua film pendahulunya. Di dalam film ini, James Wan berani menampilkan cakupan horror, seperti okultisme, mayat hidup, hingga bumbu slasher yang kadang membuat penonton sedikit terganggu.

Dengan banyaknya hal baru disini, sudah jelas bahwa Conjuring 3 memang cukup menjanjikan untuk ditonton. Namun, ada beberapa hal yang sedikit terasa tidak memuaskan, karena film ini lebih terkesan thriller dibandingkan horror. Akan tetapi, film ini bagus untuk kamu tonton di akhir pekan. Segala persiapan film yang terlihat matang, mulai dari cerita, visual, efek, hingga aksi para pemainnya cukup memberikan film conjuring 3 begitu menarik. Hanya saja, kamu tidak akan mengalami lagi rasa syok dan ingin keluar dari bioskop akibat melihat pemain dikejar oleh iblisnya.

Slideshow

Info Terbaru